Why the title is “ CRY AFTER SMILE ” ……?

Dengan serakah manusia menjamah alam…..

Dengan bangga manusia melukai alam……..

Mereka berlomba mencuri sepenggal senyum hanya untuk dirinya…………….

Tapi tahukah……?

Senyum itulah yang akan membawa derita dan tangisan tiada akhir……..

Ketika bumi hangus………

Dimanakah senyum itu…….apakah masih terlihat harganya……

Bukankah hanya tangis yang tersisa……….. ????

ASAP ROKOK ————> Global Warming ????


Seperti kata bijak yang mengatakan sesuatu yang besar diawali dengan yang terkecil. Tiba-tiba terlintas dipikranku, benarkah rokok itu sungguh adalah racun dunia, Ia tidak hanya menggerogoti tubuh dari dalam, tapi perlahan juga menghabiskan bumi…. Dapatkah asap kecil itu menyebabkan global warming. Memang mungkin terlalu lucu jika dibahas secara besar-besaran bahwa asap rokok mempengruhi pemanasan di bumi ini.

Asap rokok bukan penyebab utama global warming, itu hanya sebagian kecil. Bahkan sebagian orang berpendapat asap rokok tidak terlalu berpengaruh terhadap laju pemanasan global. Efek rumah kaca, CFC, asap kendaraan bermotor, pembakaran hutan dan sampah jauh memiliki andil yang lebih besar dan saham yang lebih banyak dalam pembangunan global warming.

Tapi tahukah bahwa asap rokok mengandung gas-gas rumah kaca seperti CO2 dan metana, yang juga menyebabkan pemanasan global. Dan berdasarkan data yang tercatat merokok diseluruh dunia tiap tahun melepaskan 2,6 milyar kilogram CO2 dan 5,2 milyar kilogram metana.

Jadi bayangkan saja jika semua manusia di bumi ini merokok, asap kecil itu dapat berubah menjadi ancaman besar. Berhentilah merokok, selamatkanlah tubuhmu dan dunia dari kehancuran….

Sumber : http://scienceu.fu.edu

Asal-Usul Istilah “Efek Rumah Kaca”


Efek rumah kaca….???? Selama ini aku memang sudah tahu monster mengerikan macam apa itu, si perangkai global warming yang siap menerkam kehidupan manusia siapa saja,kapan saja dan dimana saja…. Tapi ternyata ada hal menarik yang baru-baru ini aku baca di suatu artikel pada blog “The Environmentalist”.

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Kenapa si harus disebut efek rumah kaca….? Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhana terjadinya efek rumah kaca.

Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir. Lapisan atmosfir terdiri dari, berturut-turut: troposfir, stratosfir, mesosfir dan termosfer: Lapisan terbawah (troposfir) adalah yang yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel. Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir.

Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu, dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37% merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Terjadilah Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.

Seandainya tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 18 oC — terlalu dingin untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi 330 C lebih tinggi, yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia.

Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan tahun 50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,2 oC lebih.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Artikel diatas dapat memberikan gambaran yang jelas bagi kita tentang efek rumah kaca, bagaimana terjadinya, apa penyebabnya dan apa bahayanya. Tanpa efek rumah kaca ini, mungkin bumi ini akan beku, seluruhnya hanya terdiri dari es dan tidak layak dihuni. Efek rumah kaca tak akan menjadi bahaya yang megancam tanpa ulah manusia itu sendiri. Sebenarnya manusialah yang mengancam bumi, efek rumah kaca hanya dijadikan kambing hitam.


Jika manusia memusuhi bumi, apakah bumi harus setia pada manusia….
Jangan sampai bumi BOSAN menampung kehidupan……..
Manusia dan bumi saling membutuhkan bukan saling melukai……….
Waktu terus mengejar sampai manusia sadar betapa berartinya BUMI bagi hidupnya……….